Bripda Andrian Setiyoso Atlet Wushu Berprestasi, Raih Kejurnas Piala Presiden 2022
KABARKEDIRIRAYA.com | Kediri - Meraih Juara 3 dalam Kejuaraan Nasional Piala Presiden 2022 memang salah satu pengalaman berharga bagi Andrian Setiyoso, atlet wushu asal Desa Plosorejo Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri karena bertanding di tingkat nasional.
Bahkan atlet yang juga anggota polisi berdinas di Polres Kediri Kota ini memilih bertanding walaupun kondisi engkel kaki mengalami bengkak sejak semifinal dan final di Porprov 2019 Lamongan.
"Alhamdulillah medali ini adalah hasil yang sudah saya raih di kejuaraan seperti Kejurprov, Porprov, dan Piala Presiden 2022," ucap Andrian Setiyoso.
Dalam ceritanya menjadi atlet wushu, polisi berusia 22 tahun ini berawal diajak temannya di tempat latihan wushu ketika duduk di kelas 2 SMKN 1 Kediri. Kemudian, dia juga sempat penasaran karena sebenarnya ingin belajar mengikuti bela diri di wushu. Oleh karena itu, ia pun memutuskan untuk mencoba masuk mengikuti wushu pada tahun 2016 akhir.
"Saya dulu ikut wushu langsung ikut dan tidak meminta izin terlebih dahulu kepada orang tua," kata polisi yang kini dinas Subbag Diapers Polres Kediri Kota.
Seiring berjalannya waktu, orang tuanya pun mengetahui jika Andrian mengikuti wushu. Hal ini dilihat dari latihan yang dilakukan setiap hari baik di tempat latihan maupun di rumah. Dalam cabor tersebut, dirinya mengaku merasa cocok baik segi program latihan baik teknik, teman, pelatih, maupun lainnya.
Bahkan hanya beberapa bulan bergabung, pelatihnya pun memberikan kesempatan kepada dia untuk tanding kali pertamanya di Kejurprov Lamongan pada tahun 2017.
"Saat itu saya kalah dan sempat canggung sampai tekniknya tidak keluar," ujar anak kedua dari tiga bersaudara ini.
Meskipun kalah, pertandingan tersebut oleh Andrian dijadikan sebagai pengalaman agar tampil lebih baik di kejuaraan selanjutnya. Dia pun juga optimis dan yakin karena melihat semua temannya bisa serta memilih untuk menambah jam latihan sendiri di rumahnya.
Dari rasa semangat dan perjuangan itulah membuatnya mencoba kembali mengikuti kejuaraan hingga berhasil meraih prestasi yakni juara 1 Kejurprov kelas 56 kilogram di Jember 2018, juara 1 Kejurprov kelas 60 kilogram di Ngawi 2018, juara 3 Kejurnas kelas 56 kg di Semarang 2018. Kemudian, juara 1 Porprov kelas 56 kilogram di Lamongan 2019, juara 1 Porprov kelas 60 kilogram di Jember 2022, dan juara 3 Kejurnas Piala Presiden 2022 kelas 60 kilogram di Surabaya.
"Bagi saya masih belum puas dengan hasil yang sudah diraih karena masih ada event-event yang belum saya coba," ungkapnya.
Lebih lanjut, polisi berpangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda) ini mengaku, memiliki pengalaman menarik dan terkesan yang tidak terlupakan sampai saat ini yaitu ketika bertanding dalam ajang Porprov Lamongan 2019 lalu. Waktu itu, dia yang bertarung di kelas 56 kilogram harus tampil dalam kondisi engkel kaki mengalami bengkak hingga diperban agar tidak mati rasa ketika di semifinal sampai final.
"Di final pun kaki saya malah tidak bisa bergerak sehingga mau tidak mau mengandalkan satu kaki agar tetap tanding," bebernya.
Namun pelatihnya sempat memberikan tawaran kepada Andrian apakah tetap terus bertanding ataupun istirahat. Menurutnya, pelatih tersebut juga memberikan motivasi kepada dirinya agar tetap berdoa kepada tuhan yang maha esa supaya tetap diberikan kekuatan.
Akhirnya memutuskan untuk tetap bertanding karena masih merasa kuat dan mampu. Al hasil, ia pun bisa menang hingga membuat lawan menjadi KO setelah dapat menendang pada bagian kepala.
"Saya pun langsung menangis karena tidak menyangka dengan keadaan itu bisa menang sekaligus menjadi juara 1," kenang Andrian.
Putra kedua dari Supriadi dan Siti Kalimah ini rupanya masih ingin mengikuti kejuaraan lain untuk mencoba kemampuan dan mencari pengalaman. Akhirnya, polisi kelahiran tahun 2000 ini mengikuti Kejuaraan Nasional Piala Presiden 2022 yang pesertanya berasal dari seluruh wilayah yang ada di Indonesia.
"Jadi ini bukan lagi mewakili kota melainkan levelnya sudah mewakili Provinsi Jatim," imbuhnya.
Ternyata proses mengikuti kejuaraan tersebut tidak secara langsung, melainkan dirinya mengikuti seleksi maupun bertarung terlebih dahulu dengan peserta-peserta berasal dari kota lain. Dari situlah, Andrian berhasil menang dan lolos seleksi mewakili cabor wushu Jawa Timur di kelas 60 kilogram.
"Bagi saya kejuaraan ini ada perbedaan atmosfernya dari segi teknik. Mau gak mau saya berusaha keras untuk tampil sesuai dengan kemampuan," paparnya.
Andrian mengungkapkan, aktifitas keseharian harus bisa membagi waktu pekerjaan menjadi polisi maupun latihan. Dia pun juga tidak pernah pegi untuk nongkrong bersama temannya diluar karena waktunya telah dihabiskan dengan pekerjaan sehari-hari maupun latihan.
"Kalau pagi saya bekerja, sore latihan, malam istirahat. Biasanya latihan sendiri di rumah dengan alat seadanya," tukasnya.
Dengan hasil prestasi yang sudah didapatkan, Andrian mengaku masih belum puas. Hal ini dikarenakan dirinya belum naik level lantaran targetnya ingin di Pekan Olahraga Nasional (PON) dan masih belum mencoba di kejuaraan-kejuaraan lain. Di sisi lain, polisi ini mengaku bahwa orang tuanya pun merasa bangga karena menjadi anak yang berprestasi dan membawa nama baik polisi.
"Saya harap ke depannya ingin memajukan polisi dengan prestasi dan para generasi muda kalau ingin dapat prestasi harus banyak-banyak latihan, berdoa, semangat, dan pantang menyerah," pungkasnya. (diy)
Post a Comment